Hingar bingar politik mulai terasa seiring dengan semakin dekatnya pelaksanaan pemilihan kepala daerah, anggota legislatif, dan presiden di sepanjang tahun 2018 dan 2019 ini. “Perang” antar calon dan antar kubu makin hangat untuk merebut simpati calon pemilih. Dari waktu ke waktu, strategi “perang” yang diterapkan semakin bervariasi. Dari sisi media, saat ini “perang” antar kubu tidak hanya dilakukan dengan menggunakan media konvensional seperti TV, surat kabar, dan reklame, namun juga melalui media sosial yang ditandai dengan perang antar pendukung paslon ataupun buzzer. Dari sisi pembentukan opini, perkembangan ilmu marketing membuat strategi branding dan promosi dari tim sukses menjadi lebih bervariasi. Dimensi kinerja yang beraneka ragam juga membuat pembentukan opini dapat dilakukan dari perspektif tertentu saja yang pada akhirnya membuat capaian kinerja secara komprehensif tidak diketahui. Beberapa kondisi tersebut membuat calon pemilih mengalami kesulitan untuk mencari, mencerna, dan memutuskan pilihan secara logis. Bagaimana kah sebaiknya smart voters menganalisis beragamnya informasi yang ada untuk mendukung pengambilan keputusan politis di zaman yang telah berubah ini?