Dunia mengenal beberapa tahap revolusi industri yang berdampak terhadap perubahan cara kerja sistem secara drastis. Revolusi industri pertama yang dimulai dari tahun 1784 ditandai dengan diciptakannya mesin uap, mechanical production, dan railroads. Pada zaman tersebut, tenaga fisik manusia banyak digantikan dengan mesin. Sementara itu, revolusi industri kedua yang dimulai 1870 ditandai dengan berkembangnya teknologi perakitan, listrik, telekomunikasi, internal combustion engine, mobil, dan pesawat terbang. Revolusi ini menjadi driver dari globalisasi karena komunikasi dan perpindahan barang dapat dilakukan secara cepat. Beberapa produk atau perusahaan yang tidak efisien mulai tergusur karena terbukanya persaingan global. Setelah periode tersebut, kita mengenal revolusi industri ketiga yang ditandai dengan berkembangnya komputer, software, dan perangkat elektronik. Periode ini ditandai dengan beberapa perubahan untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi sistem seperti otomatisasi, e-business, e-government, dan lain sebagainya. Berapa catatan sejarah tersebut menunjukkan bahwa revolusi industri selalu disertai dengan perubahan cara kerja. Setelah tiga revolusi industri dilakukan, baru-baru ini kita mengenal adanya revolusi industri keempat yang ditandai dengan lahirnya teknologi semacam Internet of Things (IOT), Machine Learning (ML), Robotics, Big Data, Cloud, dan lain sebagainya. Sebagaimana beberapa revolusi industri sebelumnya, revolusi industri 4.0 juga berpotensi besar mengubah cara kerja kita. Karena kemajuan teknologi tidak dapat ditolak, maka yang dapat kita lakukan dalam hal ini adalah menyesuaikan dan mempersiapkan diri sebaik mungkin.
Untuk dapat menyesuaikan diri dengan baik, kita dituntut untuk dapat menganalisis kelebihan dan kekurangan dari perkembangan teknologi di revolusi industri 4.0. Setelah kelebihan dan kekurangannya diketahui, kita dituntut untuk dapat menyiapkan kompetensi yang tepat dan memilih area pekerjaan yang sesuai. Tiga revolusi industri yang telah terjadi sebelumnya mengajarkan bahwa pihak yang dapat survive, excellent, dan memetik keuntungan dari revolusi yang terjadi adalah pihak yang dapat mengoptimalkan progress teknologi dan menyiapkan kompetensi yang sesuai dengan perkembangan yang ada.